- Dalam parade dan defile pasukan dalam HUT ABRI (TNI) 5 Oktober 1964, untuk pertama kalinya Menparkoad-RPKAD (sekarang Kopassus) tampil resmi dan memperkenalkan didepan publik dengan menggunakan seragam yang dirancang dengan corak khusus yang kemudian dikenal dengan loreng Darah Mengalir. -
Ketika itu prajurit-prajurit Menparkoad tampil menggunakan topi laken loreng dengan corak yang sama dengan seragamnya. Namun topi laken ini urung diberlakukan sebagai bagian dari identitas resmi pasukan ini yang sudah kadung lekat dengan Baret Merah. -
Topi laken loreng ini sempat popular ketika digunakan oleh prajurit-prajurit satuan ini ketika terlibat penugasan operasi penumpasan PGRS/ Paraku serta penugasan di Timor Timur pada masa masa awal integrase. -
Selain itu, prajurit-prajurit satuan ini pernah juga mengenakan kombinasi baju loreng (Darah Mengalir) dengan celana hijau, dan ketika itu sempat menjadi trend, tidak hanya di lingkungan Baret Merah namun juga merambah di satuan-satuan lain. -
Dalam buku Sejarah Kopassus disebutkan bahwa model seragam seperti itu sebenarnya terjadi secara kebetulan, yang berkaitan dengan pemulangan secara mendadak prajurit-prajurit Menparkoad yang sedang melaksanakan tugas operasi ke daerah-daerah paska Peristiwa G 30 S. -
Ditengah situasi yang mendesak dan serba darurat itu, prajurit-prajurit Menparkoad yang baru kembali dari tugas itu langsung diterjunkan kembali dalam penugasan tanpa sempat membongkar perlengkapannya. Sehingga hanya tampil dengan memakai seragam seadanya, yaitu baju loreng darah mengalir dengan celana hijau. -
Pada tahun 1985, dan seiring dengan diberlakukannya kebijakan reorganisasi satuan-satuan di TNI AD, dan salah satunya merubah Kopassandha menjadi Kopassus, penggunaan seragam khusus loreng Darah Mengalir bagi satuan ini pun dihapuskan. -
Prajurit prajurit Baret Merah ini kemudian menggunakan seragam loreng dengan corak yang sama dengan satuan-satuan lainnya di jajaran TNI, yang digunakan hingga saat ini. - - Pada tahun 1992, dirintis kembali untuk penggunaan seragam khusus loreng Darah Mengalir diberlakukan kembali untuk Kopassus dengan mempertimbangkan kepentingan pembinaan korps.
Usulan tersebut kemudian mendapat persetujuan dari komando atas dengan kebijakan bahwa penggunaannya terbatas pada acara-acara tradisi dan kegiatan-kegiatan lainnya dalam intern satuan, sedangkan pakaian dinas lapangan yang resmi tetap menggunakan pakaian seragam loreng TNI. -
Atas dasar persetujuan tersebut, pakaian seragam loreng Darah Mengalir diproduksi kembali dengan corak yang telah disempurnakan, dan sejak tahun 1992 mulai digunakan oleh prajurit-prajurit Kopassus. - Artikel : diadaptasi dari buku Sejarah Kopassus, Kopassus Inside, tempo.co, lihat juga di situsmusiumloreng.blogspot.co.id.
- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
terima kasih infonya
ReplyDelete